Jambi, Mendalo 2010.
UPACARA BESALE PADA SUKU ANAK DALAM
Upacara besale
merupakan upacara yang dilakukan oleh suku anak dalam (SAD) pada saat ada
anggota keluarga yang mengalami sakit (biasanya sakit parah) dengan tujuan
untuk menyembuhkan penyakit yang di derita. Upacara ini telah dilakukan turun
temurun dari nenek moyang SAD sehingga menjadi tradisi yang sering dilakukan
SAD apabila ada salah satu anggota keluarganya yang menderita penyakit.
Menurut ketua
adat desa senami dusun 3 upacara besale berasal dari daerah Mentawak Di daerah
Sarolangun. Upacara besale di pandu oleh seorang pawang atau dukun yang di
percaya memiliki ilmu yang turun-temurun yang nantinya akan menari dan
bernyanyi membacakan jampijampi yang ditujukan untuk orang yang sedang sakit
tersebut. Sang dukun menggunakan pakaian yang berwarna putih yang terdiri dari
celana panjang yang berwana putih, penutup kepala dari kain putih yang
dililitkan ke kepala sang dukun dilengkapi dengan tudung yang terbuat dari kain
putih. Perlengkapan lainya seperti tenggiring yaitu berupa lonceng yang terbuat
dari kuningan yang bersuara nyaring. Mangkuk kecil 2 buah tempat air
jampijampian. Diujung kain putih terdapat pera yaitu ujung kain yang dipercaya
bisa untuk mengobati anak-anak SAD yang sakit, dengan cara mencelupkan pera kedalam
air dan air dari pera tersebut di teteskan ke mata anak yang sakit. Semua
peralatan diatas di simpan dalam tempat yang terbuat dari anyaman rotan dan
semua peralatan tersebut berusia lebih dari 100 tahun yang di turunkan dari
nenek moyang dari masyarakat SAD.
Perlatan yang
digunakan rumah-rumah kecil yang terbuat dari kayu dan anyam-anyaman dari
rotan, burungburungan yang terbuat dari daun kelapa yang diletakan dia atas
rumah-rumahan, daun mengkuang dan daun rumbai. Burung-burungan yang di anyam
dari berbagai daun tersebut berjumlah 19 dengan nama yang berbeda diantaranya
ada kelancang, garudo, sirih semah, pedang, d’mang, laying, denak, emai,
ranyunai dan beberapa nama-nama burung lainya. Syarat-syarat lain yang harus di
buat yaitu sesajian yang terdiri dari berbagai macam makanan yang juga
diletakan di dalam rumah-rumahan yang telah di terdiri dari ayam panggang,
telor, gelamai dan makanan lainya yang terbuat dari gula merah, gula putih,
beras ketan, beras, kelapa, telor ayam, bawang merah dll. Uniknya masakan yang
di buat tersebut memiliki nama-nama yang unik pula diantaranya ada juanda, caco
serabi, penganan pepuntir, buah bedaro,nasi kuning, nasi ketan putih dan lain
sebagainya yang terdiri dari 18 jenis makanan.
Dalam upacara
adat besale di percaya bahwa apabila salah satu syarat dalam pembuatan upacara
tidak di penuhi maka pengobatan yang dilaksanakan tidak begitu manjur bahkan
dapat membuat arwah-arwah marah. Dukun yang mengasuh upacara ini dalam kondisi
tidak sadarkan diri dan melantunkan lagu-lagu gaib yang tidak di sadari oleh si
dukun terrsebut saat menyanyikanya. Boleh dikatakan pada saat melakukan
tarian-tarian dan nyanyian dukun dibawah pengaruh arwah-arwah yang masuk ke
dalam tubuhnya. Bait lagu sebagai pembuka upacara adat besale ini adalah:
Betinjak dibungin baru sebiji Dijanjam baru setitik Angin baru serembus Beteduh
di langit selebar payung Lagu-lagu yang di nyanyikan terus berlangsung selama
semalam dalam kondisi seperti ini dukun dilarang makan, dukun menari-nari
mengelilingi orang yang sakit yang duduk atau berbaring di bawah rumah-rumahan
yang di buatsebelumnya, dengan mengibaskan bunga pinang yang di celupkan air
yang telah dijampi-jampi kepada orang yang sakit tersebut sang dukun terus
bernyanyi tanpa sadarkan diri diiringi oleh tabuhan gendang dari beberapa suku
anak dalam lainya.
Dana yang di
butuhkan untuk melaksanakan upacara besale ini mulai dari 1.500.000-2.500.000
jumlah uang yang tidak sedikit untuk sebuah upacara adat sebagai media untuk
menyembuhkan orang yang sakit, dengan kondisi keterbatasan kemampuan untuk
melaksanakan upacara besale tersebut tidak jarang SAD hanya mampu membawa
keluarganya ke puskesmas untuk di obati dan biaya yang dikeluarkan tidak
sebanyak apabila mereka harus melaksanakan upacara besale. Terkadang upacara
yang telah dilaksanakan tidak mendatangkan kesembuhan bagi orang yang diobati,
menurut pengakuan dukun hal ini terjadi karena kurang lengkapnya sesajian yang
di buat.
Dukun yang juga
merupakan ketua adat sangat disegani di kalangan SAD, dan untuk menjadi seorang
dukun yang kelak menggantikan beliau dibutuhkan orang yang memiliki
kriteria-kriteria tertentu. Untuk menjadi seorang dukun harus bertempur dengan
guru yang merupakan dukun yang akan memberikan ilmunya dengan menggunakan buah
pinang muda dan pinang yang sudah masak. Namun, sebelumnya telah dilaksanakan
pertapaan dengan berbagai syarat yang telah ditentukan. Apabila sang murid
telah kebal terkena pecutan dari pinang muda dan telah mampu melewati berbagai
tantangan selama menuntut ilmu yang telah diberikan maka sang dukun muda bisa
menggantikan dukun yang sebelumnya dalam memandu upacara besale, mengobati
orang yang sakit lainya.
Kenangan waktu Kuliah Kerja Nyata
(KKN Tematik) UNJA 2010
Sumber : Pemangku Adat Bapak Samin
Dusun III Senami .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar