Sabtu, 20 Agustus 2016

KAU TAK AKAN TERGANTI

TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA
    Jambi , 18032011

Kau tak akan terganti

Kabut yang mengitari kehidupanku
Batu terjal yang menghalagi perjalanan hidupku
Darah dan air mata yang menghiasi langkah kakiku yang lemah
Namun, aku tetap bertahan
Aku merasa kuat saat ku tau kau masih selalu bersamaku
Kau mesih ada di sampingku
Setia menungguku di sana
Hingga kita dipertemukan kembali
Kekasihku…

Aku memulai kisah ini dengan harapan bisa bersama gadis yang sangat aku cintai, yang mengisi hidupku dangan canda tawanya, yang selalu membuatku tersenyum dan bersemangat menghadapi kejamnya kehidupan yang menghantamku. Aku adalah laki-laki yang beruntung sedunia, selang beberapa waktu aku meminang gadis pujaanku. Kebahagiaan yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya, mendapatkan seorang gadis yang aku impikan, menjadikanya istriku dan akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak.
Usiaku yang masih cukup muda saat itu 19 tahun dan istriku 18 tahun. Dengan usia mudaku dan pekerjaanku sebangai montir di sebuah bengkel yang cukup terkenal dikotaku, pada tahun 2008 aku resmi meminangnya. Istriku menerimaku apa adanya, dia terlihat bahagia dengan apa yang kami jalani berdua, meski kehidupan yang kami jalani penuh rintangan tapi senyum itu selalu ku dapatkan saat aku pulang dari tempatku bekerja.
Sepuluh bulan berlalu istriku positif hamil, aku begitu bahagia, aku akan segera menjadi seorang ayah. Aku begitu bersyukur dengan apa yang Allah limpahkan padaku, seorang istri yang setia, yang sekarang tegah mengandung anakku, keturunanku, yang selalu aku nantikan. aku merasa menjadi pria paling bahagia di dunia saat itu. Setiap pulang dari tempat kerjaku aku selalu menyempatkan diri untuk membelikanya makanan yang dia sukai, aku menyisihkan uangku untuk kebutuhanya selama masa kehamilan, aku berkerja siang malam, aku tidak merasa lelah, aku begitu bahagia hingga enam bulan berlalu istriku melahirkan,  waktu yang terlalu cepat untuk seorang ibu melahirkan anak yang seharusnya membutuhkan waktu Sembilan bulan itu. istriku melahirkan bayi perempuan secara premature, bayi yang mungil dan cantik namun kondisinya yang lemah membuatnya harus di rawat beberapa waktu di rumah sakit.
Gea…itu adalah nama bidadari kecilku, dia tumbuh sehat dan perkembanganya cukup baik untuk ukuran bayi yang terlahir premature, aku tak henti-hentinya bersyukur atas apa yang Allah berikan padaku. Selang beberapa waktu berlalu istriku sakit, awalnya hanya terlihat seperti sakit demam biasa, namun semakin lama semakin parah. Aku merawat anakku dibantu dengan ibu mertuaku, karna istriku terbaring sakit dan di rawat disebuah rumah sakit dikota kecil tempat tinggalku. Aku selalu menyempatkan diri menemaninya, sepulang dari tempat kerjaku, aku merawatnya, aku benar-benar takut kehilanganya. Waktu berlalu seorang dokter menyampaikan padaku bahwa istriku mengidap penyakit yang serius, pembengkakan jantung. Aku tidak memberitahukannya langsung pada istriku, aku begitu khawatir dengan kondisi kesehatanya yang kian menurun, aku takut berita itu akan memperburuk keadaanya.
Tiga bulan berlalu istriku tidak mampu berdiri, hanya berbaring di tempat tidurnya, aku memutuskan untuk merawatnya dan berhenti dari pekerjaanku, uang yang ku kumpulkan semua ku serahkan pada ibu mertuaku, untuk membiayai anakku yang baru berusia tiga bulan dan biaya administrasi dan pengobatan di rumah sakit tempat istriku dirawat, aku ingin istriku segera dioperasi namun dokter menolaknya karna kesehatan istriku yang menurun drastis, apabila dipaksakan akan berakibat fatal, kata dokter saat itu. Aku menagis di sela-sela tahajutku, kuhadapkan wajahku pada yang maha segalanya, aku menyerahkan segalanya pada Allah, aku tidak memiliki sedikitpun kekuatan untuk menahan apa yang Allah kehendaki atas ketentuanya dalam perjalanan hidupku.
Hari yang takkan terlupakan dalam hidupku, istriku kritis dan aku menggenggam erat tanganya, meciuminya dan aku tidak ingin meninggalkanya, senyumnya tetap mengembang saat dia meminta untuk melihat anak kami dan menciumi buah hati kami, aku memeluknya erat berusaha memberikan kekuatan di saat-saat kritisnya. Nafasnya terasa tersendat-sendat, aku mendengar dengan jelas istriku tengah berjuang menghadapi sakharatul maut. Aku menagis , hatiku begitu teriris, aku merasa tidak akan sanggup menghadapi detik-demi detik melihat istriku perlahan akan meninggalkanku, namun aku berusaha bangkit membisikan kalimat syahadad ditelinganya, dan dia mengucapkanya dan suara itu adalah suara yang terakhir ku dengar. Istriku menghembuskan nafas terakhirnya.
Aku merasa semua benda disekelilingku runtuh dan menghimpit tubuhku, ku peluk putri kecilku erat, aku begitu takut, aku takut kehilangan putriku setalah istriku yang telah meninggalkan aku. Aku berusaha tegar di depan putri kecilku yang belum mengerti apa-apa , matanya yang begitu polos seakan memberiku semagat untuk terus menjalani kehidupanku, dadaku selalu sesak saat mengingat putriku kini akan hidup tanpa kasih sayang seorang ibu, tanpa dekapan hangat dan belaian manja ibunya yang kini telah meninggalkan kami berdua.
Aku berusaha tetap tegar, aku memeluk istriku untuk yang terakhir kalinya, aku sadar dia telah meninggalkan dunia ini namun, aku merasa cintanya masih disini, di dalam hatiku. Aku memandikan jenazah istriku, ikut mengafaninya dan membawanya hingga ke liang lahat, tempat peristirahatan terakhirnya. aku sadar tidak akan bisa menyentuh raganya lagi, aku tidak akan bisa membelai rambutnya namun, aku harus tetap menjalani hidupku, merawat dan membesarkan buah hati kami.
Tiga bulan telah berlalu, aku tetap merasakan istriku masih berada disampingku, aku terpuruk, mungkin aku lebih terlihat seperti orang gila, aku selalu menyendiri, pergi ketempat-tempat yang pernah kami kunjugi dulu saat masih bersama. ku sadari semua ini adalah ketentuan Allah yang harus ku terima. Mata mungil putriku menyadarkanku untuk bangkit kembali menjalani kehidupan ini. Aku merasa kuat saat bersama putriku, buah hatiku adalah kado terindah yang diberikan Allah dan istriku untukku.
Aku mulai menjalani kehidupanku seperti biasanya, bekerja sekuat tenaga untuk putriku tercinta, namun, aku harus berpisah denganya. Ibu mertuaku memutuskan untuk merawat putriku, aku tak kuasa menahanya, aku tidak akan melukai hati ibu mertuaku yang telah kehilangan anaknya dan beliau menganggap putriku adalah pengganti anaknya yang telah tiada. Aku tidak pernah jauh dari putriku, jauh darinya begitu pahit kurasakan, dia adalah semagatku namun, aku harus meninggalkanya untuk bekerja di luar kota kecilku. Aku ingin anakku selalu berkecukupan, tidak ada hal lain yang ku inginkan.
Alhamdulillah putiku tumbuh dengan sehat dan hari ini adalah hari ulangtahunnya yang ke dua, aku pulang untuk menemuinya, buah hatiku tercinta yang selalu ku rindukan. Aku membelikanya sebuah handphone agar saat aku merindukanya aku bisa mendengar suaranya memanggilku Ayah…

Sayang…. bisakakah kau rasakan aku
Bisakah kau lihat aku dan anak kita..
Kami berdua akan terus merindukanmu
semoga suatu saat kita bisa dipertemukan kembali
Cinta yang tulus untukku tlah kau bawa..
Aku masih bisa merasakan kahadiranmu
Karna kau tak akan bisa terganti….


( Kutuliskan cerita ini untuk seseorang yang mengajarkanku untuk terus tegar, Terimakasih buat kisah yang kau bagikan untukku )

Kamis, 18 Agustus 2016

MERDEKA UNTUK KITA

DOKUMENTASI: @shintaanggreany
Perayaan ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke 71


ARTI KEMERDEKAAN BAGI PRIBADI

Kemerdekaan sejatinya harus memberikan kebahagiaan bagi segenap bangsa dan negara Indonesia. banyak yang bertanya-tanya apakah kita sudah merdeka? mrdeka dalam hal yang sebenar-benarnya? baiklah saya tidak akan membahas hal tersebut. mari kita gali dari kata MERDEKA dalam kamus besar bahasa indonesia Merdeka artinya : bebas ( dari perhambaan, penjajahan dan sebagainya), tidak terkena tuntutan atau lepas dari tuntutan, tidak terikat atau bergantung pada pihak tertentu.

Sehubungan dengan maknakemerdekaan, bagi saya sendiri tidak usah terlalu pelik beradu argumen di media masa tentang makna kemerdekaan, belum merasa merdeka bahkan dikait-kaitkan dengan harga sembako yang melangit, harga minyak yang fluktuatif, benar-benar menguras energi untuk sekedar mendengar kasus-kasus tersebut. Namun esensinya adalah bagaimana kita mensyukuri kemerdekaan ini tanpa harus menyalah-nyalahkan keadaan, menyalahkan pemerintah apa lagi menyalahkan dedaunan yang bergoyang di tiup angin. 

Bentuk dari rasa syukur generasi muda adalah ketika, mampu berkarya, mampu mandiri, mampu memberikan kontribusi berupa hasil penelitian, buah pemikiran atau solusi dari permasalahan-permasalahan sederhana yang ada di lingkungan kita. Menjaga rasa syukur juga harus dilakukan kontinyu dan mengakar bila perlu..jangan berubah-ubah seperti anak alay jaman sekarang sehari buat sensasi di media sosial hari berikutnya memukuli guru disekolahan. 

MERDEKA DAN SEJARAH

jika kita membuka lagi buku sejarah akan kita daptkan rentetan kisah sebelum kemerdekaan hingga masa-masa kemerdekan. Semua merupakan sejarah yang harus kita pelajari dan analisa dengan apik, bukan karna kita gagal move on dengan pahit dan getirnya perjuangan nenek moyang kita, lebih kepada menjadikan semua sejarah tersebut sebagai refleksi untuk kita bisa maju, mentap masa depan dengan berani. Berani dalam memilih, berani dalam bercita-cita, berani dalam tindakan-tindkan yang positif. 

Tidak perlu dendam dengan masa lalu, semua ada hikmahnya. Ibarat kata putus dari mantan yang menyakitkan tidak perlu disesali tapi dijadikan pelajaran bahwa kita sekarang telah terbebas darinya dan bisa membangun kembali mimpi-mimpi kita tanpa bayang-bayangnya. Mengutuki penjajah..sama saja dengan belum move on sepenuhnya dari masa lalu, mari kita belajar dari penjajah..toh ada beberapa hikmah besar yang terjadi setelah kita di jajah, pembangunan infrastruktur di zaman itu luar biasa pesat, pembuatan jembatan, rel kereta sebagai penangkut hasil bumi yang jika boleh jujur dengan keadaan bangsa kita saat itu kita tidak akan bisa membangunya secepat dan sebaik itu. Tidak semua yang meninggalkan luka itu menyakitkan untuk dikenang. 

Mari terus belajar dan merdeka untuk kita semua


DIRGAHAYU NEGERIKU YANG KE 71


Jambi, 19 Agustus 2016

Review Tembang Lawas "CINTA HAMPA"

Sebuah lagu yang tidak pernah mati dengan lirik yang ringan namun mengena di hati. lagu-lagu di masa jaman orang tua saya dulu..jauh sebelum saya dilahirkan. Saya merasa lagu ini sangat recommended buat didengarkan di manapun. 
Dalam lagu ini juga menjelaskan kisah seseorang wanita yang kecewa karena merasa dipermainkan oleh kekasihnya. Kekasihnya tersebut lebih memilih wanita yang lebih menarik darinya. Sungguh tidak patut untuk dipertahankan...
Kendati lagu ini bernuansa sedih, lagu ini juga memberikan masukan positif bahwa apapun yang kita lakukan saat ini, baik itu menyakiti orang lain atau menelantarkan orang lain dalam hidup kita, maka bersiap-siaplah apabila kita suatu saat berada diposisi tersebut dalam bahasa lain kita akan mendapatkan KARMA. lagu ini juga mengajarkan untuk tidak berputus asa, apabila ditinggalkan oleh seseorang kita harus tetap bangkit dan mungkin memang ada seseorang yang layak mendampingi kita menjalani hidup yang sementara ini.
tetap positif dan tetap berkarya.

 Cinta Hampa

Ibarat air di daun keladiWalaupun tergenang tetapiTak meninggalkan bekasPabila tersentuhDahannya bergoyangAirpun tertumpah tercurah habisTak tinggal lagi

Begitu juga cintamu padakuCinta hanya separuh hatiKau lepas kembaliNanti di suatu masaKau juga kan merasaBetapa sakitnya hati kecewaKarena cinta

Bila kau lihatPemuda yang lebih kayaCintamu pun segeraBerpindah kepadanya

Tapi biarlahKau cari yang lainKan kau buat sebagai korbanCinta palsu hampaNanti di suatu masaKau juga kan merasaBetapa sakitnya hati kecewaKarena cinta

Tapi biarlahKau cari yang lainKan kau buat sebagai korbanCinta palsu hampaNanti di suatu masaKau juga kan merasaBetapa sakitnya hati kecewaKarena cinta

x

Rabu, 10 Agustus 2016

TANAH SYURGA TEMPAT KELAHIRANKU


TANAH SYURGA TEMPAT KELAHIRANKU

dokumentasi: @shintaanggreany
Bukit kayangan, Kerinci, Tahun 2015

Salah satu yang  tidak bisa kita pilih dalam hidup adalah di mana kita dilahirkan dan siapa orang tua yang akan melahirkan kita ke dunia ini. Tapi saya sangat beruntung karena saya dilahirkan di tanah KERINCI. Sebelumnnya saya tidak begitu mengenal tempat kelahiran saya karena saya dibesarkan di rantau, tapi semakin tumbuh dewasa, saya semakin penasaran dengan 
 tanah kelahiran saya. Jujur indah memang dan rasanya Kerinci bukan hanya tempatku di lahirkan tapi juga tempatku untuk kembali, mungkin menikmati hari tua di sana. 

dokumentasi: @shintaanggreany
kenangan di Aroma Pecco Kayu Aro, Kerinci, Tahun 2015

Beberapa referensi tentang budaya, wisata, kekayaan kuliner dan beberapa akun IG yang saya ikuti serta buku juga sudah saya baca untuk memperluas pengetahuan saya tentang negeri indah tersebut, tapi saya selalu dibuat nelangsa karena saya merasa hanya numpang lahir dan tidak memiliki pengetahuan yang banyak tentang tanah kelahiran saya. meski saya tidak menetap di tanah kelahiran saya dan saya juga tidak menyukai cuaca dingin tapi kerinduan saya akan tanah kelahiran selalu mengiringi langkah saya. 

dokumentasi: @shintaanggreany
Sunsed di Danau Kerinci, Tahun 2015

Tidak salah jika orang memberikan nama kerinci adalah sekepal tanah syurga, itulah kenyataanya. Hamparan bukit barisan, sawah yang terhampar luas, gunung api yang menjulang tinggi menjadi bukti nyata bahwa syurga dunia itu ada. hingga saat ini saya tetap lebih memilih gunung dari pada pantai, bisikan hati...atau memang telah tersugesti di fikiran bawah sadar saya. well..meski saya tidak menghabiskan waktu yang lama di sana tetapi saya selalu berharap dapat kembali ke sana suatu hari nanti.

dokumentasi: by @shintaanggreany
Memandang dari atas bukit di Kayu Aro, Tahun 2015


cinta pada gugusan pengunungan yang memberikan keindahan
lalu cinta akan sejuknya udara dan tetesan air yang mengalir di selal bebatuan
cinta akan tetesan embun pagi yang menyapa kulit wajah
cinta akan ratusan bahkan ribuan burung yang kembali pulang saat senja menyingsing
cinta akan bau rumput yang menyeruak hidung.
cinta pada tumpah darah yang menghadirkan aku ke dunia ini.

Ruang sunyi,  Jambi,11082016


Selasa, 09 Agustus 2016

Tantangan Kelapa Sawit Indonesia Menghadapi MEA Tahun 2015

Perkembangan kelapa sawit di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Terbukti pada 2014, Indonesia masih menjadi produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia, dan selanjutnya disusul oleh Malaysia.
Hal ini membuktikan masih besarnya minat masyarakat untuk membudidayakan tanaman perkebunan, khususnya kelapa sawit.
Laju pertumbuhan perluasan kelapa sawit selama 2004-2014 mencapai 7,67 persen dengan produksi 11,09 persen, dan terlihat bahwa perkembangan kelapa sawit meningkat cukup signifikan.
Sementara itu Indonesia memiliki target untuk meningkatkan produksinya menjadi 40 juta ton pada tahun 2020.
Permasalahannya adalah, apakah dengan peningkatan tersebut dapat menguatkan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)? Bagaimana peran sektor perkebunan kelapa sawit dalam menyikapi hal ini?
Tantangan Besar Perkembangan Komuditi Kelapa Sawit
Tantangan terbesar komuditi kelapa sawit Indonesia datang dari dalam dan luar negri. Dari tantangan tersebut dapat menjadi ancaman, berupa maraknya kampaye negatif tentang kelapa sawit. Di antaranya isu lingkungan hidup, keanekaragaman hayati (biodiversity), kesehatan, pajak, penebangan hutan (deforestasi) dan anti-dumping. Bahkan dikaitkan dengan emisi karbon dan gas rumah kaca.
Tantangan juga berupa menurunnya permintaan CPO, karena negara yang memasok CPO melengalami penurunan permintaan, sebagai akibat dari melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara konsumen dari CPO Indonesia.
Permaslahan tersebut harus dianaliasa secara holistik agar dapat dibuktikan kebenaranya. Studi yang dilakukan Huson (1999) menyatakan, tanaman kelapa sawit dapat menyerap Co2, secara natto lebih tinggi dari hutan hujan tropis, sehingga tidak benar bahwa kelapa sawit berisiko tinggi dalam emisi karbon.
Perkebunan kelapa sawit dikategorikan sebagai hutan oleh FAO yang mampu menyerap Co2 secara baik, sementara itu penyumbang emisi gas terbesar adalah sektor energi.
Bahkan Indonesia tidak masuk ke dalam 10 besar negara penyumbang emisi di dunia. Pendapat di atas perlu peninjauan lebih lanjut, agar tidak memperburuk anggapan negatif pada komuditi kelapa sawit di tengah masyarakat.
Isu-isu lain yang berkembang dari luar Indonesia bisa karena persaingan bisnis minyak kelapa sawit yang kian meningkat. Sementara tantangan lain dari dalam negeri yaitu petani kurang siap dalam melakukan usaha tani kelapa sawit secara profesional, rendahnya produktifitas tanaman, banyaknya bibit yang tidak berkualitas, banyaknya kelapa sawit tua yang harus segera dilakukan peremajaan (replanting), dan kurangnya pengetahuan petani dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
Peluang Kelapa Sawit Indonesia di Kancah Dunia
Minyak biofuel merupakan satu di antara minyak yang dihasilkan dari kelapa sawit, dan merupakan satu di antara pengganti minyak fosil yang terus berkurang waktu demi waktu.
Peran pemerintah dari tahun 80-an menjadi kunci awal dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, melalui proyek-proyek Pola PIR (Perusahaan Inti Rakyat)/ NES (Nucleus Estate Smallholders).
Kementerian Pertanian bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP), secara resmi mencanangkan platform nasional untuk Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (Sustainable Palm Oil Initiative, SPOI), yang bertujuan untuk mendukung petani kelapa sawit, agar mendapatkan penghasilan yang dapat mencukupi keluarganya, dapat meningkatkan produksi dan meningkatkan pengelolaan lingkungan.
Dukungan pemerintah serta bentuk dari konsistensi pemerintah dalam memajukan perkebunan kelapa sawit di Indonesia juga tertuang dalam UU No.18/2004, mengatur tentang usaha perkebunan, baik budidaya tanaman perkebunan maupun industri pengolahan hasil perkebunan, dengan luas dan kapasitas produksi tertentu wajib memiliki izin usaha perkebunan dari Gubernur, untuk wilayah lintas kabupaten/kota dan Bupati/Walikota untuk wilayah kabupaten/kota.
Perkebunannya juga menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 41 persen penduduk Indonesia, dan menjadi mata pencarian sekitar dua per tiga rumah tangga pedesaan.
Dengan demikian Industri kelapa sawit merupakan kontributor yang signifikan bagi pendapatan masyarakat pedesaan.
Data tahun 2014 memperlihatkan peningkatan luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta hektare, dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas areal milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta hektare, dan merupakan angka yang fantastis dan besar yang berpengaruh nyata pada perekonoian masyarakat atau petani Indonesia.
Solusi Indonesia menghadapi MAE?
Masyarakat Ekonomi Asean (MAE) berupa pasar bebas se-Asia Tenggara, yaitu semua orang dapat menjual barang dan jasa ke berbagai negara. Selain itu akan banyak investasi, hubungan bisnis dan perdagangan yang lebih luas antar ke sepuluh negara di Asia Tenggara.
Perkebunan kelapa sawit dan industri kelapa sawit sejauh ini berkontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Namun apakah kelapa sawit mampu mempertahankan eksistensinya di kancah Asia Tenggara? karena untuk siap harus dimulai dari kesiapan sektor hilir dan hulu dari seluruh elemen, yang terkait pada perkebunan kelapa sawit.
Langkah yang harus disiapkan oleh Indonesia dalam hal ini antara lain adalah peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu melalui:
(1) Peningkatan produksi melalui program intensifikasi (pemupukan, penggunaan bibit bersertifikat bermutu dan atayu pemberian pupuk dan agron input lainnya dll), ekstensifikasi (memanfaatkan lahan tidur dll), dan peremajaan/ replanting (revitalisasi perkebunan)
(2) sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional pemerintah bersama stakeholder dan
(3) peningkatan mutu produk melalui pelaksanaan pengembangan kelapa sawit. Tercapainya pembangunan berkelanjutan dengan standarisasi mutu produk  (sertifikasi ISPO, RSPO, dll).
Dengan hal ini diharapkan Indonesia mampu menghadapai MEA mendatang dan berdapak positif terhadap kesejahteraan petani di Indonesia.
*Penulis
Shinta Anggreany, SP.,MSi
Bogor, 2016


Tantangan Kelapa Sawit Indonesia Menghadapi MEA Tahun 2015

Perkembangan kelapa sawit di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Terbukti pada 2014, Indonesia masih menjadi produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia, dan selanjutnya disusul oleh Malaysia.
Hal ini membuktikan masih besarnya minat masyarakat untuk membudidayakan tanaman perkebunan, khususnya kelapa sawit.
Laju pertumbuhan perluasan kelapa sawit selama 2004-2014 mencapai 7,67 persen dengan produksi 11,09 persen, dan terlihat bahwa perkembangan kelapa sawit meningkat cukup signifikan.
Sementara itu Indonesia memiliki target untuk meningkatkan produksinya menjadi 40 juta ton pada tahun 2020.
Permasalahannya adalah, apakah dengan peningkatan tersebut dapat menguatkan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)? Bagaimana peran sektor perkebunan kelapa sawit dalam menyikapi hal ini?
Tantangan Besar Perkembangan Komuditi Kelapa Sawit
Tantangan terbesar komuditi kelapa sawit Indonesia datang dari dalam dan luar negri. Dari tantangan tersebut dapat menjadi ancaman, berupa maraknya kampaye negatif tentang kelapa sawit. Di antaranya isu lingkungan hidup, keanekaragaman hayati (biodiversity), kesehatan, pajak, penebangan hutan (deforestasi) dan anti-dumping. Bahkan dikaitkan dengan emisi karbon dan gas rumah kaca.
Tantangan juga berupa menurunnya permintaan CPO, karena negara yang memasok CPO melengalami penurunan permintaan, sebagai akibat dari melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara konsumen dari CPO Indonesia.
Permaslahan tersebut harus dianaliasa secara holistik agar dapat dibuktikan kebenaranya. Studi yang dilakukan Huson (1999) menyatakan, tanaman kelapa sawit dapat menyerap Co2, secara natto lebih tinggi dari hutan hujan tropis, sehingga tidak benar bahwa kelapa sawit berisiko tinggi dalam emisi karbon.
Perkebunan kelapa sawit dikategorikan sebagai hutan oleh FAO yang mampu menyerap Co2 secara baik, sementara itu penyumbang emisi gas terbesar adalah sektor energi.
Bahkan Indonesia tidak masuk ke dalam 10 besar negara penyumbang emisi di dunia. Pendapat di atas perlu peninjauan lebih lanjut, agar tidak memperburuk anggapan negatif pada komuditi kelapa sawit di tengah masyarakat.
Isu-isu lain yang berkembang dari luar Indonesia bisa karena persaingan bisnis minyak kelapa sawit yang kian meningkat. Sementara tantangan lain dari dalam negeri yaitu petani kurang siap dalam melakukan usaha tani kelapa sawit secara profesional, rendahnya produktifitas tanaman, banyaknya bibit yang tidak berkualitas, banyaknya kelapa sawit tua yang harus segera dilakukan peremajaan (replanting), dan kurangnya pengetahuan petani dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
Peluang Kelapa Sawit Indonesia di Kancah Dunia
Minyak biofuel merupakan satu di antara minyak yang dihasilkan dari kelapa sawit, dan merupakan satu di antara pengganti minyak fosil yang terus berkurang waktu demi waktu.
Peran pemerintah dari tahun 80-an menjadi kunci awal dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, melalui proyek-proyek Pola PIR (Perusahaan Inti Rakyat)/ NES (Nucleus Estate Smallholders).
Kementerian Pertanian bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP), secara resmi mencanangkan platform nasional untuk Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (Sustainable Palm Oil Initiative, SPOI), yang bertujuan untuk mendukung petani kelapa sawit, agar mendapatkan penghasilan yang dapat mencukupi keluarganya, dapat meningkatkan produksi dan meningkatkan pengelolaan lingkungan.
Dukungan pemerintah serta bentuk dari konsistensi pemerintah dalam memajukan perkebunan kelapa sawit di Indonesia juga tertuang dalam UU No.18/2004, mengatur tentang usaha perkebunan, baik budidaya tanaman perkebunan maupun industri pengolahan hasil perkebunan, dengan luas dan kapasitas produksi tertentu wajib memiliki izin usaha perkebunan dari Gubernur, untuk wilayah lintas kabupaten/kota dan Bupati/Walikota untuk wilayah kabupaten/kota.
Perkebunannya juga menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 41 persen penduduk Indonesia, dan menjadi mata pencarian sekitar dua per tiga rumah tangga pedesaan.
Dengan demikian Industri kelapa sawit merupakan kontributor yang signifikan bagi pendapatan masyarakat pedesaan.
Data tahun 2014 memperlihatkan peningkatan luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta hektare, dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas areal milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta hektare, dan merupakan angka yang fantastis dan besar yang berpengaruh nyata pada perekonoian masyarakat atau petani Indonesia.
Solusi Indonesia menghadapi MAE?
Masyarakat Ekonomi Asean (MAE) berupa pasar bebas se-Asia Tenggara, yaitu semua orang dapat menjual barang dan jasa ke berbagai negara. Selain itu akan banyak investasi, hubungan bisnis dan perdagangan yang lebih luas antar ke sepuluh negara di Asia Tenggara.
Perkebunan kelapa sawit dan industri kelapa sawit sejauh ini berkontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Namun apakah kelapa sawit mampu mempertahankan eksistensinya di kancah Asia Tenggara? karena untuk siap harus dimulai dari kesiapan sektor hilir dan hulu dari seluruh elemen, yang terkait pada perkebunan kelapa sawit.
Langkah yang harus disiapkan oleh Indonesia dalam hal ini antara lain adalah peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu melalui:
(1) Peningkatan produksi melalui program intensifikasi (pemupukan, penggunaan bibit bersertifikat bermutu dan atayu pemberian pupuk dan agron input lainnya dll), ekstensifikasi (memanfaatkan lahan tidur dll), dan peremajaan/ replanting (revitalisasi perkebunan)
(2) sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional pemerintah bersama stakeholder dan
(3) peningkatan mutu produk melalui pelaksanaan pengembangan kelapa sawit. Tercapainya pembangunan berkelanjutan dengan standarisasi mutu produk  (sertifikasi ISPO, RSPO, dll).
Dengan hal ini diharapkan Indonesia mampu menghadapai MEA mendatang dan berdapak positif terhadap kesejahteraan petani di Indonesia.
*Penulis
Shinta Anggreany, SP.,MSi
Bogor, 2016


UNTUK AYAH

Ayahku hanya orang biasa, bukan pejabat, bukan kiyai dan bukan siapa-siapa bagi orang lain. Ayahku terkadang bekerja sebagai tukang terbas di kebun tetangga, tukang panen walaupun kami punya kebun sawit sendiri. Semua dia lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tidak jarang ia terluka oleh sabetan parang yang dipengannya. Aku sangat terluka melihat ayahku terluka..entah mengapa aku memang begitu dekat dengan ayahku sejak kecil. Kemana-mana aku selalu ingin bersamannya. Ia selalu mengajarkanku banyak hal, mendongeng sebelum aku tidur lalu memegang kepalaku dan tersenyum seranya berkata pada ibu.
“ udah panas ini kepala  anak kita memikirkan dogeng yang bapak ceritakan” ucapnya sambil tertawa.
Aku hanya terdiam memandangi wajahnya, sambil menvisualisasikan apa yang ayahku ceritakan.
Rasanya jika bersama ayah aku merasa selalu berpetualang, di sela-sela perjalananku waktu kecil bersamannya ia selalu bisa menjawab rasa ingin tahuku dengan jawaban yang bisa aku terima di usiaku yang masih kecil. Aku dengan segudang rasa ingin tahu, selalu membutuhkannya untuk menjawab semua pertanyaan dalam otakku.
Ayahku bukan siapa-siapa, namun aku selalu kagum dengan kepintarannya. Sepertinya dia berharap aku juga bisa sepertinnya.  Pernah satu ketika aku mendapatkan tugas dari guru sekolah dasarku, membuat prakarya bebas. Temanku banyak yang membuat karya-karya dari sabun, asbak rokok dari tanah liat dll. Aku kebingungan kehabisan ide mau membuat apa. Sebenarnya jika ayahku mau membantu aku akan mendapatkan nilai tertinggi di sekolah. Ayahku pintar melukis, mengukir dan membuat prakarya kecil ukuran anak SD bukanlah kesulitan baginnya. Tapi ia tidak pernah mau membantuku membuat prakarya. Pernah aku menagis kepada ibu agar ibu membujuk ayah membuat lukisan untuk prakarya yang akan di kumpul beberapa hari lagi. Tapi ayah menolak...ibu memaksa dengan alasan kasihan padaku.
Akhirnya ayah mau..beliau menggambar di kertas buku gambar yang rencananya akan aku gunting dan aku buatkan bingkai sebagai tugas prakaryaku tahun itu. Tapi apa yang terjadi aku tidak menyukai gambarnya, karna yang aku mau bukan begitu..aku menagis karna tidak terima gambar yang ayah buat tidak sesuai dengan permintaanku. Gambarnya terlalu bagus dan aku ketakutan jika guru mencurigai bahwa itu bukan buatanku. Akhirnya aku putuskan membuat sendiri prakarya dari tanah liat denga ukiran-ukiran bunga-bunga kecil yang terinspirasi dari ukiran-ukiran yang sering ayahku buat saat mengerjakan mebel berbentul almari atau sofa tempat tidur. Jadilah prakarya sederhana dan bisa dipastikan tidak masuk 5 besar jika dibandingkan karya-karya teman-temanku yang lain. Sejak saat itu aku selalu menegerjakan tugas prakaryaku sendiri dan tidak peduli jika maksimal nilaiku hanya 80 saja tidak pernah meningfkat.
Ayahku juga jago matematika walaupun hanya tamatan SMEA di kuala tungkal. Saat itu aku lupa membuat tugas matematika tentang cahaya dan bayangan. Soallnya mudah hanya mengukur bayangan tongkat panjang 1 meter, dan diukur bayanganya pada saat jam 2 siang. Masalahnya sagat berat..karna hari sudah malam dan besok tugas itu harus dikumpulkan. Kemana aku harus mencari matahari...? aku mulai menagis karna aku tidak mau jika tidak mengerjakan PR apalagi harus mencontek temanku yang aku yakin jawabanya asal-asalan alias asal menunaikan tugas sudah mengerjakan PR. Ibu mulai membujuk ayah untuk mencarikan solusi dari tugas sekolahku. Aku sudah pasrah menagis sesegukan dikamar. Saat itu masih menggunakan lampuk aladin. Tiba-tiba ayah memaggilku. Dengan ogah-ogahan aku bangkit sambil membawa buku PR...beliau mengambil pensilku yang belum diraut dan mematikan lampu. Aku hanya diam menyaksikan apa yang akan ayahku lakukan sambil terus sesegukan. Dia mengambil senter dan menyinari dengan sudut tepat jam 2 degan jarak tertentu (aku sudah lupa) dan mencatat hasilnya...lalu kembali meghidupkan lampu. Aku  terheran-heran dengan jawabn yang ayahku buat. Tapi aku tidak sempat berfikir lagi karna bagiku yang penting aku tidak dihukum dide[an kelas karna tidak mengerjakan PR dan mudah2han jawabannya mendekati. Walaupun secara logikaku saat itu aku sgatt ragu dengan jawaban yang dibuat ayahku. Ternyata disekolah aku satu-satunya anak yang jawabannya benar, semua pandangan tertuju padaku...aku hanya gelagapan dan kebingungan. Aku saja tidak percaya jawabanku benar. apakah guru matematikaku ini salah batinku. Jelas-jelas aku tidak mengerjakan sesuai prosedur yang benar dibawah matahari pukul 2 siang, tidak pake tongkat lagi hanya menggunakan pensil dan bayanganya diukur dari cahaya senter. Sangat tidak bisa ku percaya. Barulah kuakui jika ayahku sagat jago mencarikan solusi buatku. Tapi selanjutnya aku tidak pernah lagi memintanya menyelesaikan tugas-tugasku karna aku takut jika ditaya guru dari mana mendapatkan jawban yang kubuat lalu aku tidak bisa menjawab. Jadi aku selalu berusaha mengerjakan PR ku sendiri.
Itu kisah masa kecilku dengan ayahku...sebenarnya banyak hal-hal indah yang ingin kuceritakan. Tapi saat ini aku ingin berbagi kesedihanku dan kekecewaanku pada sosok yang selalu kubanggakan itu. Dimulai saat aku wisuda S1, ayah tidak hadir dengan alasan tidak punya uang. Sebelumnya keluarga kami megalami kebangkrutan. Usaha ayahku berantakan dan mobil yang dibelinnya ikut terjual. Ayahku ditipu dan hampir saja dipenjarakan oeeh orng yang menipunnya. Ayahku memang tidak begitu faham tentang hukum dan saat itu aku tidak bisa membantu apa-apa dengan kondisiku yang juga sajak semster 5 harus membiayai kuliahku sendiri. aku sagat kesal dengan ayahku saat itu, aku yang harus membiayai kuliahku sendiri dan harus membayar cicilan motorku sendiri. aku yang notabenenya aktif di kampus harus berjuang mencari waktu buat kerja sampingan. Aku belum siap dengan kedadaan itu..tapi selalu ada jalan bagi orng yang bersungguh-sungguh.  Ayahku juga harus membayar kredit motornya sendiri saat itu. Hingga ia pergi dari rumah entah kemana. Aku tidak begitu peduli...aku begitu kesal padanya..karna aku selalu melihat ibuku menagis.
Aku jarang pulang ke kampung dengan alasan banyak pekerjaan, memang dengan kehidupanku saat itu aku harus berhemat dan bekerja keras unutk membiayai kulihaku, membayar motor dan biaya hidup sehari-hari.
Pada saat wisuda aku sangat berharap kehadirannya..setidakknya ayahku bisa hadir melihat aku mengenakan toga untuk pertama kalinya. Aku disuruh ibu meminta uang pada ayah..mugkin ibu ingin ayahku tidak melupakan kewajibannya sebagai seornag ayah kepada anaknnya. Ayahku mengirimkan uang dengan satu syarat..dia tidak bisa menghadiri acara wisudaku karena itu uang terakhir yang dimilikinya dan semua sudah dikirimkan padaku. Aku benar-benar sedih aku sangat mengharapkan ayahku bisa berpoto bersama seperti keluarga-keluarga yang lain. Yang orng tuanya masih lengkap. Aku amat kecewa hingga akhirnya niatku untuk melanjutkan S2 terhalang karna uang tabunganku tidak cukup untuk biaya kuliah yang aku yakin sagat mahal bagiku sat itu. Aku pun memilih kerja di perusahaan swasta demi untuk mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan kuliahku.
Aku begitu sakit menjalani hidup saat itu, tapi aku berusaha kuat...gaji peramaku yang hanya 1,5 juta kuusahakan untuk ditabung. Aku begitu hemat dan tidak lagi berharap banyak pada orang tuaku. Aku yakin aku bisa melanjutkan kuliahku lagi. Dengan rasa kecewaku yang sangat dalam tetapi tidak bisa menghalangi rasa rinduku pada ayahku. Aku amat merindukannya..merindukan ayahku yang dulu. Yang selalu ada waktu untukku yang selalu memberikan solusi dengan masalah-maslah yang aku hadapi.
Kekecewaaanku pada ayahku tidak bisa menghalangi cinta dan kasih sayangku untukknya. Aku tetap terluka melihatnya terluka. Aku tetap khawatir dengan kesehatannya. Jika orang bilang kasih anak sepanjang galah...aku sagat tidak setuju...karena alu sagat mencintai keluargaku. Apapun yang aku lakukan hanya untuk membahagiakan kedua orang tuaku.
Ayahku sudah tidak muda lagi...usianya saat ini 52 tahun. Kekuatannya pasti sangat jauh berkurang. Sementara aku belum bisa memberikan hal yang lebih untuk keluargaku. Aku saat ini hanya bisa bertahan untuk hidupkau sendiri. Banyak sekali pertentangan diantara aku dan ayah. Tetapi itulah kasih sayang ayah dan anak...aku tidak pernah mengungkitnya lagi...aku hanya diam dan menagis jika mengingat perjuanganku tanpanya saat itu.
Aku selalu meyakinkan diriku bahwa ayahku pasti sangat mencintaiku dan selalu ingin membuatku bahagia. Aku hanya ingin ayahku menjaga kesehatan dan melihat senyumnnya rasanya aku sudah bahagia.
Ayahku adalah pria pertama yang sagat aku cintai dalam hidupku, yang mengajarkanku banyak ilmu. Mungkin bagi sebagian orang ayahku bukan siapa-siapa..tetapi aku bangga dengan ayahku walaupun ia bukan pejabat, pegawai, guru atau ustadz tapi ia ayah nomor satu yang memberikanku pelajaran kehidupan. Aku selalu mengambil hikmah dalam segala jalan yang aku tempuh. Ayahku yang pintar matematika, pintar melukis dan memiliki nilai seni yang tinggi, ayahku yang pemarah yang yah...mungkin sedikit menurun padaku sifatnya yang ini.  Ayahku selalu menikmati hidupnya dan tidak pernah menyalahkan keadaan...itulah yang membuatnya selalu berbeda dimataku.

I love u ayah...semoga Allah memberikan umur panjang agar aku bisa membahagiakanmu.
Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan kesabaran dalam menjalani hidup ini. Jika Allah meginginkan kita sukses kita akan sukses atas izinnya...tapi aku akan suskses karna usaha dan doa kedua orang tuaku.


Diselesaikan di Bogor, 15 Agustus 2015

@Shintaanggreany

MANFAAT JAGUNG MANIS UNTUK IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Jagung manis (Zea mays saccharata) bisa dikonsumsi sebagai sayur atau jagung bakar. Jagung manis juga memiliki nilai jual cukup tinggi di pa...